Ini hanyalah perbincangan konyol dan kekanak-kanakan yang hendak mengumbar keinginan orang-orang yang mengagungkan pendapat yang berbeda dari apa yang kita nyatakan.
-The Times (London),-
“Perbincangan konyol dan kekanak-kanakan” ini –apakah abad baru dimulai pada tahun 00 atau tahun 01- muncul kembali setiap seratus tahun, persis seperti putaran jarum jam. Jika saja para biarawan Abad Pertengahan telah mengenal angka nol, maka penanggalan Masehi saat ini tak akan kacau balau.
Para penguasa gereja adalah orang-orang Romawi, dan orang-orang kristen menggunakan sistem penanggalan Matahari milik orang-orang Romawi yang terdiri dari 365 hari (dengan sedikit perubahan). Tetapi, Yesus adalah orang Yahudi dan Ia menggunakan sistem penanggalan Bulan milik orang-orang Yahudi –Qamariyah dalam penanggalan Hijriah orang Islam- yang terdiri dari 354 hari (dengan sedikit perubahan). Peristiwa-peristiwa besar yang terjadi dalam kehidupan Yesus dicatat berdasarkan perhitungan Bulan, sementara dalam kehidupan sehari-hari bangsa Romawi menggunakan penanggalan Matahari.
Adalah Dionysius Exiguus, salah seorang biarawan yang diperintah Paus Johannes I untuk memperpanjang tabel Paskah. Ia menemukan bahwa tahun itu adalah tahun 525 sejak kelahiran Yesus dan menentukan bahwa tahun kelahiran Yesus seharusnya disebut tahun anno Domini. Selanjutnya adalah tahun 2 M, 3 M dan seterusnya, menggantikan dua sistem penanggalan yang umum dipakai.* Secara teknis, Dionysius menyatakan bahwa hari lahir Yesus adalah 25 Desember tahun sebelumnya dan ia memulai penanggalan pada tanggal 1 Januari agar sesuai dengan tahun Romawi. Namun langkah ini menimbulkan persoalan.
Dionysius salah menentukan tanggal kelahiran Yesus. Sumber-sunber menyepakati bahwa Yoseph dan Maria melarikan diri karena takut pada raja Herodes dan Herodes meninggal pada tahun 3 SM, bertahun-tahun sebelum tahun kelahiran Yesus. Jelas sekali kalau Dionysius salah, saat ini kebanyakan ilmuwan yakin bahwa Yesus lahir pada tahun 4 SM. Dionysius terlambat beberapa tahun. Sebenarnya kesalahan ini tak terlalu fatal, namun ada masalah yang lebih serius yang telah dilakukan oleh penanggalan Dionysius: tak pernah ada tahun ke nol.
Sekitar dua abad kemudian, ketiadaan tahun ke nol mulai menimbulkan persoalan. Pada tahun 731 M, pada saat tabel paskah yang dibuat Dionysius akan berakhir, Bede, seorang biarawan asal Inggris Utara, kembali mengangkat persoalan ini. Ketika Bede menulis buku yang berjudul Ecclesiastical History of the English People, ia menggunakan sistem penanggalan baru. Bede memulai sejarahnya dengan tahun 60 SM, 60 tahun sebelum tahun hitungan Dionysius. Ia menambahkan penanggalan Dionysius ke belakang. Bede juga mengabaikan angka nol, tahun sebelum 1 M adalah tahun 1 SM. Tak ada tahun ke nol.
Pada tahun 1996, sebuah artikel tentang sistem penanggalan di Washington Post menghimbau agar orang-orang untuk memikirkan kontroversi milenium yang juga menyebutkan bahwa jika Yesus lahir pada tahun 4 SM maka tahun 1996 adalah taun ke 2000 sejak kelahiran Yesus. Pernyataan ini masuk akal karena 1996-(-4)=2000. Tetapi pernyataan ini salah, karena sebenarnya tahun 1996 baru mencapai tahun ke 1999. Anggaplah tahun Masehi adalah bilangan positif, sedangkan tahun SM adalah bilangan negatif. Sistem perhitungan menjadi ..., -3, -2, -1, 1, 2, 3, ... nol yang seharusnya berada di antara 1 dan -1 tidak terlihat. Hal ini menyebabkan banyak orang salah kaprah.
Bayangkan ada seorang anak lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3 SM ia berusia 1 tahun, pada 1 M ia berusia 4 tahun, pada tahun 2 M, berapakah usianya? Tentu saja 5 tahun. Tetapi ini bukan jawaban yang Anda dapatkan jika Anda mengurangi tahunnya, 2-(-4)=6 tahun. Anda akan mendapatkan jumlah yang salah karena tidak ada angka nol. Menurut aturan, anak itu seharusnya berusia 4 tahun pada 1 Januari tahun ke 0 M, 5 di tahun 1 M, dan 6 di tahun 2 M. Jadi semua angka menjadi benar dan menghitung umur anak tadi juga sama sederhananya dengan mengurangi -4 dari 2. Tapi sebenarnya tak demikian. Anda harus mengurangi penambahan tahun dari total tahun untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Bayangkan seorang anak lahir pada detik pertama hari pertama tahun pertama: 1 Januari 1 M. Pada tahun ke 2 ia berusia 1 tahun, pada tahun ke 3 ia berusia 2 tahun, dan seterusnya: pada tahun 99 ia akan berusia 98 tahun dan di tahun 100 ia berusia 99 tahun. Sekarang bayangkan anak ini bernama Abad. Abad berusia 99 tahun di tahun 100, dan merayakan ulang tahun yang ke 100 pada 1 Januari 101. Dengan demikian, Abad II di mulai pada tahun 101. Selanjutnya, Abad III dimulai dimulai pada tahun 201, dan Abad XX dimulai pada tahun 1901. Jadi Abad XXI –dan milenium ke tiga- dimulai pada tahun 2001. Tidak seperti yang Anda kira. :)
sumber dari :http://mencarijalanibrahim.blogspot.com/2011/06/masehi-tanggal-yang-menyesatkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami tunggu kritik dan saran yang membangun dari anda !!!