Di lingkungan kita, banyak orang
yang mengaku mengenal dirinya
sendiri. Padahal apa yang diketahui
tentang dirinya
itu berbeda dengan pemahaman
orang yang melihatnya sehari-hari.
Mengapa hal seperti itu bisa
bahkan sering terjadi? Siapakah
diri kita?
Pada hakikatnya semakin yang kita
ceritakan tentang diri kita sama
dengan apa yang orang lain dengar
itu berarti kita semakin mengenal
diri kita, semakin banyak yang
berbeda berarti kita tidak
mengenal diri kita. Baik yang
menilai dirinya terlalu tinggi
maupun terlalu rendah, keduanya
tidak sesuai kenyataan dan itu
berarti jelek. Hal ini secara mental
atau psikologis tidak sehat. Orang
yang selalu pakai kedok akan
capek, lalu memberikan stres yang
besar pada diri sendiri.
Dalam psikologi ada konsep yang
disebut Johari Window atau
Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri
kita. Ada empat jendela dalam
Jendela Johari.
(1) Jendela terbuka. Hal-hal yang
kita tahu tentang diri sendiri, tapi
orang lain pun tahu. Misalnya
keadaan fisik, profesi, asal daerah,
dan lain-lain.
(2) Jendela tertutup. Hal-hal
mengenai diri kita yang kita tahu
tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat,
kebiasaan tidur, dan sebagainya.
(3) Jendela buta. Hal-hal yang kita
tidak tahu tentang diri sendiri,
tapi orang lain tahu. Misalnya hal-
hal yang bernilai positif dan
negatif pada kepribadian kita.
(4) Jendela gelap. Hal-hal mengenai
diri kita, tapi kita sendiri maupun
orang lain tidak tahu. Ini adalah
wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela
terbuka kita akan semakin baik,
karena berarti kita mengenal diri
secara baik. Orang yang memiliki
daerah tertutup lebih besar akan
mengalami kesulitan dalam
pergaulan. Adapun mereka yang
memiliki daerah buta sangat besar,
bisanya akan membuat orang lain
merasa kasihan.
Ada dua cara untuk membuat
jendela kita terbuka lebar, yaitu:
1. Bersedia menerima umpan balik,
secara verbal maupun non-verbal.
a. Bersedialah untuk menerima
kritik, saran dan pendapat dari
orang lain tentang diri kita. Kalau
ada orang yang memberikan kritik
sangat pedas, ada baiknya dikaji.
Jika merasa tidak benar, tanyakan,
mengapa dia mengungkapkan hal
itu, cari klarifikasi, dan bukan
membalas menghajarnya atau
mengkritik balik. Kritik adalah
bentuk umpan balik yang berisi
informasi negatif tentang diri
kita, yang mungkin kita anggap
kelemahan. Harusnya kritik itu
berisi saran, karena kritik itu
berarti menunjukkan kesalahan dan
harus bisa memberitahu bagaimana
jalan keluarnya
b. Kita juga harus mau lebih
membuka diri. Ungkapkan kalau ada
uneg-uneg, kekesalan, kejengkelan
dan sebagainya. Bisa lisan bisa
tertulis harus diungkapkan terus
terang. Bisa juga kita membuka
kekuatan
Diterbitkan di: Nopember 19
, 2009
Link yang relevan :
http://kesehatan.kompas.com/re
ad/xml/2009/11/11/09251851
/Benarkah...
http://www.untukku.com/artikel-
untukku/benarkah-kita-sudah-
mengen...
http://www.indonesiaindonesia.c
om/f/50731-mengenal/
Mungkin inilah hasil yang saya peroleh dari uték-uték hp, kiranya sangat sederhana bagi anda,tapi bagi saya, sangatlah melegakan. . . .
Tujuan kami, tidak lain hanyalah untuk saling berbagi, krena hidup terasa indah dengan berbagi..
Thanks telah mampir !
dari kami selamat membaca
Laman
Selasa, 09 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



































Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami tunggu kritik dan saran yang membangun dari anda !!!