WELCOME

SELAMAT DATANG DI BLOG PRIBADI MOECHTAR EL-NAOEMI, SILAHKAN ANDA MEMBACA-BACA ARTIKEL YANG ANDA SUKA, TAPI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ANDA/COMENT POSITIF YANG UNTUK KAMI SANGAT BERARTI . . . . THANKS YOUR VISITED SELAMAT MEMBACA ! ! ! !
English Arabic French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Minggu, 14 Maret 2010

Memaknai Kehidupan

Awal musim dingin 1942. Para
penguasa Austria di Vienna
menangkap dan menahan ratusan
orang Yahudi. Diantara mereka ada
seorang psikiater muda bernama
Viktor Frankl. Saat itu Frankl
adalah seorang tokoh yang lagi
naik daun karena mengembangkan
sebuah teori baru tentang
kesejahteraan psikologis.

Menghadapi penangkapan itu, ia dan
istrinya, Tilly, telah mengantisipasi.
Mereka berusaha keras menjaga
apa yang menjadi miliknya yang
paling penting. Sebelum polisi
sampai di rumahnya, Tilly menjahit
ke dalam lapisan jaket Viktor
sebuah manuskrip buku yang ia
tulis tentang teori-teorinya.

Viktor memakai jaket itu ketika
pasangan tsb dikirim ke Auschwitz.
Hari pertama lolos. Namun, hari
kedua, penjaga SS melucutinya,
melepas semua pakaiannya. Sejak
itu ia tak tahu lagi dimana
manuskripnya.

Tiga tahun kemudian, di Auschwitz
dan kemudian di Dachau, ketika
istri, saudara, ibu dan bapaknya
tewas dalam tungku gas, Frankl
berusaha untuk menciptakan
kembali teksnya dengan
menggoreskan catatan-catatan di
atas potongan-potongan kertas
yang dicurinya.

Dan tahun 1946, satu hari setelah
tentara sekutu membebaskan
kamp-kamp konsentrasi, lembaran-
lembaran kertas yang kusut itu
membentuk apa yang kemudian
menjadi sebuah karya yang paling
berpengaruh dan abadi pada abad
yang lalu, bukunya, Man's Searching
for Meaning.

Dalam buku itu Frankl melukiskan
bagaimana ia dengan gigih
menghadapi kerja yang sangat
berat, penjaga-penjaga yang sadis,
dan makanan yang tidak cukup.
Bahkan, buku tsb tidak hanya
sekedar cerita perjuangan hidup.
Buku itu sekaligus telah menjadi
jendela untuk melihat jiwa manusia
dan petunjuk pada kehidupan yang
penuh makna.

Frankl berkesimpulan bahwa,
"perhatian utama manusia bukanlah
pada perolehan kesenangan atau
menjauhi rasa sakit, namun lebih
tepatnya, untuk melihat sebuah
makna dalam kehidupannya."

Dorongan kita yang paling
mendasar, mesin motivasi yang
memperkuat keberadaan manusia,
adalah mencari makna. Frankl dan
yang lainnya berupaya untuk
menemukan makna dan tujuan
bahkan dalam keadaan yang sangat
menakutkan dari sebuah kamp
konsentrasi!

***

Gerakan kehidupan kita yang begitu
cepat dan serba tergesa-gesa
dewasa ini, memang jadi sebuah
tantangan tersendiri. Kita jadi
sering lupa atau tidak punya
waktu lagi "mencari makna hidup"
kita di dunia ini. Lalu kita pun
luput menanyakan apa "tujuan
kehadiran" dan missi-hidup kita di
alam fana ini.

Tentu kita tak perlu menghadapi
peristiwa kejam, musibah yang tak
tertahankan, atau mengalami
berbagai penderitaan hidup, seperti
halnya Frankl dulu, baru kita mulai
mencari makna kehidupan. Kita bisa
memulainya sejak sekarang.
Mungkin memang perlu dengan
"sedikit latihan".

Maknai Dengan
Menuliskannya

Menulis apa yang kita alami, bisa
menjadi salah satu cara kita
memaknai kehidupan. Syaratnya
menulislah secara bebas. Tuliskan
semuanya, ibarat "nge-print"
semua yang terpikir dan terasa.
Menulislah dengan asumsi tidak
untuk dipublikasikan, tidak untuk
dinilai, tidak untuk dikritisi. Biarkan
ia tidak bagus, tidak enak.
Menulislah hanya untuk diri Anda
sendiri. Biarkan gerakan tangan
berjalan tanpa bisa dihentikan.
Biarkan perasaan yang
menggerakkan. Biarkan kata demi
kata akan meluncur tanpa jeda.

Ketika semua yang ingin
disampaikan sudah habis, bacalah.
Itulah ungkapan jujur yang keluar
dari seluruh diri kita. Akan
ditemukan banyak sekali makna-
makna yang mungkin tak terpikir
sebelumnya. Tak mustahil bahkan
masalahnya jadi "selesai" begitu
tulisan itu berakhir. Paling tidak,
emosi yang begitu meluap bisa
mereda. Amarah jadi senyap. Hati
pun mulai tenang.

"Kita dilahirkan untuk mencari
makna, bukan kesenangan, kecuali
kesenangan yang terendam dalam
makna," ujar Jacob Needleman.

"Anda tidak akan menemukan
makna kehidupan yang tersembunyi
di bawah sebuah batu yang ditulis
orang lain. Anda hanya akan
menemukannya dengan memberikan
makna kepada kehidupan dari
dalam diri Anda sendiri," kata
psikoterapis Dr. Robert Firestone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami tunggu kritik dan saran yang membangun dari anda !!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
~@~Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda~@~Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja~@~Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan~@~Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna~@~Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain~@~Cinta akan menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, hidup tiada terasa indah~@~Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda~@~Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan~@~Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas~@~Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun~@~Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri~@~Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat~@~