WELCOME

SELAMAT DATANG DI BLOG PRIBADI MOECHTAR EL-NAOEMI, SILAHKAN ANDA MEMBACA-BACA ARTIKEL YANG ANDA SUKA, TAPI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ANDA/COMENT POSITIF YANG UNTUK KAMI SANGAT BERARTI . . . . THANKS YOUR VISITED SELAMAT MEMBACA ! ! ! !
English Arabic French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sabtu, 10 April 2010

Mengubah Keyakinan

Percobaan berikut ini pernah
dilakukan di Woods Hole
Oceanographic Institute. Barangkali
Anda pun bisa melakukannya.

Ambillah sebuah akuarium, lalu bagi
dua dengan sebuah dinding kaca
yang bening sekali. Terciptalah
semacam "akuarium ganda".

Sekarang carilah seekor ikan
barracuda dan seekor ikan mullet
(barracuda memang memangsa
mullet). Masukkan keduanya ke
dalam masing-masing akuarium.

Lihatlah dalam sekejap saja,
barracuda akan segera menyerang
mullet. Lalu... duk! Ia ternyata
menabrak dinding kaca pembatas
yang kita pasang itu. Lalu ia
berbalik lagi, mencoba lagi,
menyerang lagi..... duk! Lihat dan
biarkan seperti itu sampai
beberapa minggu.

Berkali-kali moncong barracuda
akan kesakitan sekali. Sehingga
akhirnya ia berkesimpulan dan
memperoleh keyakinan bahwa
"berburu mullet sama artinya
dengan sakit".

Kini buka kembali dinding kaca yang
menjadi pemisah akuarium itu.
Coba tebak, apa yang terjadi?
Lihatlah, ternyata barracuda akan
membiarkan saja mullet berenang
beberapa centimeter di
sampingnya, bahkan sampai
akhirnya ia mati!

Menyedihkan sekali, bukan! Tetapi
bukankah sebenarnya, kebanyakan
kita juga mengalami kisah yang
sama?

Betapa banyak batasan-batasan
yang membelenggu pikiran dan
sikap kita. Kalimat-kalimat apa
yang tanpa sadar sering kita
ucapkan sekalipun dalam hati?
Apakah kalimat-kalimat begini?
"Saya tidak mungkin berhasil. Saya
tak suka itu. Saya orangnya
memang begini, mau gimana lagi?
Ini sudah jadi takdir saya, jadi
saya harus menerimanya."

Kita berada dalam penjara
keyakinan kita. Kita tahu persis
batas-batasnya. Dan kita tak mau
keluar dari batas-batas itu. Kita
merasa tak sanggup menabraknya.
Keyakinan itu telah menjadi batas
wilayah kita, yang bahkan terus
kita pertahankan sampai kini.
Sekalipun ia menghancurkan
kehidupan kita. Sehingga banyak
juga orang yang bahagia dalam
kesengsaraan dan kebodohannya.

Dari berbagai pengalaman hidup,
dari berbagai informasi, dari
berbagai input... khususnya kata-
kata orangtua kita, bacaan-bacaan
kita, guru-guru kita.... lalu
terbentuklah keyakinan kita. Itulah
yang membentuk "kandang kaca"
dalam pikiran kita, dan kita
menganggapnya sebagai kenyataan.
Padahal itu hanyalah apa yang kita
yakini.

Lalu, bagaimana cara
kita menghadapinya?

Suatu hari saya mencoba
mendaftarkan semua kalimat yang
saya percaya tentang diri saya.
Saya tuliskan sebanyak-banyaknya.
Semua sifat saya, keyakinan saya,
kebiasaan saya, paradigma hidup
saya, hal-hal yang saya suka, hal-
hal yang tidak saya suka, impian-
impian saya... pokoknya semua
kalimat yang "hidup" dalam diri
saya.

Luar biasa! Saya kaget sekali
ketika membacanya. Betapa banyak
hal-hal selama ini yang tidak saya
sadari, ternyata mempengaruhi
sikap saya. Daftar itu kemudian
saya simpan untuk saya analisa
dan merancang langkah-langkah
perbaikan.

Saya harus mulai dengan prinsip
"mempertanyakan kembali
keyakinan-keyakinan" itu. Saya
mungkin perlu menguji dan
menganalisa keyakinan apa saja
yang perlu saya revisi, dan
keyakinan mana yang perlu saya
perkuat. Saya perlu untuk
mengubahnya, jika memang
keyakinan itu perlu diubah.

Dalam prakteknya, saya
memulainya dari kalimat-kalimat
keyakinan tentang sifat, karakter
dan kebiasaan saya. Saya kira ini
memang penting untuk saya ubah.
Saya ingin tumbuh menjadi lebih
baik lagi.

Bahkan, saya siap juga untuk
sedikit memberanikan diri
"nyerempet bahaya"
mempertanyakan beberapa kalimat
keyakinan yang berhubungan
dengan aqidah dan keimanan saya.
Masalahnya banyak sekali keyakinan
keimanan saya yang sifatnya
"tetesan orang tua". Padahal akan
lebih baik lagi bila kita meyakini
sesuatu berdasarkan ilmu. Untuk
yang ini saya tentu tidak akan
gegabah. Saya perlu berhati-hati.
Tapi ya, saya pikir, nggak ada
salahnya. Beberapa mungkin akan
berubah, tapi saya kira saya harus
siap.

Anda punya saran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami tunggu kritik dan saran yang membangun dari anda !!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
~@~Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda~@~Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja~@~Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan~@~Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna~@~Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain~@~Cinta akan menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, hidup tiada terasa indah~@~Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda~@~Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan~@~Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas~@~Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun~@~Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri~@~Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat~@~