WELCOME

SELAMAT DATANG DI BLOG PRIBADI MOECHTAR EL-NAOEMI, SILAHKAN ANDA MEMBACA-BACA ARTIKEL YANG ANDA SUKA, TAPI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ANDA/COMENT POSITIF YANG UNTUK KAMI SANGAT BERARTI . . . . THANKS YOUR VISITED SELAMAT MEMBACA ! ! ! !
English Arabic French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sabtu, 05 Juni 2010

antara bencana dan hamba

Didalam sarah Al Hikam, Syaikh Junaidi menerangkan, ketika beliau tidur di rumah gurunya yaitu Syaikh Sirri As Saqothi. Ditengah-tengah tidurnya beliau dibangunkan oleh gurunya "wahai Junaidi saya baru saja bermimpi, seolah-olah saya berhadapan dengan Alloh, kemudian Alloh berkata kepadaku `ketika Aku meciptakan mahluk, semuanya mengaku cinta kepadaku, kemudian Aku membuat dunia, maka lari dariku 90 % dan yang tinggal hanya 10 %, kemudian Aku ciptakan surga, maka lari dariku 9 % dan yang tinggal hanya 1%." Kata Syaikh Sirri.

Semua ruh ketika masih berada dialam arwah sebelum diciptakan terlebih dahulu ditanya oleh Alloh

اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ

"bukankah Aku ini tuhanmu"

Kemudian semua ruh menjawab

قَالُوْا بَلَى شَهِدْنَا

"ya kami bersaksi engkaulah tuhan kami"

Setelah semuanya memberi kesaksian bertuhan kepada Alloh, kemudian darinya dijelmakanlah menjadi manusia dan ditempatkan di bumi sehingga mereka dapat merasakan semua kenikmatan serta keindahannya, maka larilah yang 90 % dari Alloh, semuanya tidak lagi mencintai Alloh seperti yang telah mereka ikrarkan ketika masih di alam arwah, tapi mereka justru mencintai dunia dan yang tersisa hanya tinggal 10%. Kemudian Alloh menurunkan kitab-kitab suci kepada para Rosul yang didalamnya terdapat keterangan-keterangan yang menggabarkan surga dengan segala kenikmatanya, maka larilah 10 % dari 90 % orang yang tersisa, hal itu disebab dalam ibadah mereka tidak lagi lillahi ta`la, tapi hanya mengharap surga.

Syaikh Sirri melanjutkan ceritanya,

kemudian Aku (Alloh) menciptakan neraka, maka larilah dariku 90% dari yang tersisa. Kemudian Aku berkata pada yang tertinggal

`Dunia?`

`Kami tidak mau` jawab mereka yang tertinggal

`surga?`

`kami tidak suka`

`bala atau musibah?`

`kamipun tidak akan lari daripadanya`

`Sekarang apa yang kau inginkan ?`

`ya Alloh engkau yang lebih mengerti dari pada kami`

`Aku (Alloh) yang akan menuangkan kepadamu bala’ yang tidak akan sanggup menanggungnya bukit-bukit atau bahkan gunung-gunung yang besar`

`apabila engkau yang menguji ya Alloh, maka terserah kepadamu`

Kemudian Alloh berkata

“Engkaulah hambaku yang sebenarnya”

Hamba yang menyandang gelar kehormatan dari Alloh sebagai “hamba yang sebenarnya” karena mereka telah mampu melampaui beberapa ujian yaitu,

1. tidak terpengaruh dengan dunia

2. tidak tertarik dengan surga

3. tidak takut dengan neraka

4. tidak takut bala atau musibah dari Alloh, sebab mereka tahu bahwa Alloh tidak akan memberi cobaan kepada manusia sekiranya ia tidak mampu menanggungnya

لاَيُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلاَّ وُسْعَهَا

Pada suatu ketika nabi Musa ingin sekali mengetahui siapa temanya di akhirat nanti, kemudian ia bertanya kepada Alloh

ya Alloh, siapa nanti yang akan menjadi temanku disurga?”

Alloh menjawab

Musa, kalau kamu ingin tahu, pergilah kepadang pasir, nanti engkau akan menemukan sebuah gunung, naiklah!, jika turun ambillah jalan kekiri, setelah itu engkau akan menemukan sebuah gua dan disitulah temanmu di akhirat nanti berada”

Setelah Nabi Musa mendapat jawaban dari Alloh, ia pun menjalankanya sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh Alloh. setelah beberapa lama berjalan melewati padang pasir dan pegunungan akhirnya Nabi Musa sampai juga disebuah gua dan kemudian masuklah ia kedalamnya, tak berapa lama berjalan ia menemukan sesuatu seperti seonggok daging. Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata onggokan daging itu adalah seorang manusia yang terkana penyakit lepra. Tanganya buntung, kakinya buntung, kedua pipinya berlobang dijadikan rumah kumbang dan dari kulitnya berjatuhan ulat-ulat kecil sebab didalamnya sudah penuh sesak dengan ulat-ulat.

Al Hamdulillah” orang tersebut mengucapkan sesuatu

“As Salamu`alaikum ya `Abdalloh” Nabi Musa mengucapkan salam

wa`alaikum salam” ia menjawabnya

kamu dalam kondisi seperti ini masih bisa mengucapkan Al Hamdulillah, apa yang kamu syukuri” tanya Nabi Musa keheranan

Al Hamdulillah yang diberi cobaan hanya jasadku, bukannya imanku” jawabnya

Seperti halnya yang pernah dialami KH. Muhammad Djamaludin Ahmad, ketika membangun masjid Al Muhibbin. Beliau diberi tahu oleh seseorang tentang keberadaan orang-orang kaya yang bisa dikatakan dermawan. Semuanya dicatat, kemudian pada hari berikutnya beliau mendatangi salah satu dari orang kaya tersebut, ternyata memang benar rumah orang itu besar dan megah. Setelah mengucapkan salam dan kemudian dipersilahkan masuk, beliau mulai mengutarakan maksud kedatanganya, yaitu minta sumbangan untuk pembangunan masjid Al Muhibbin, tapi apa yang diterima dari orang tersebut, bukanya diberi sumbangan, tapi hanya diberi ceramah agama mulai pukul 07.00 wib sampai pukul 11.00 wib. Akhirnya beliau kembali pulang tanpa memperoleh uang sepeserpun, tentunya hal ini sangat meresahkan hati beliau.

Syaikh Junaid suatu saat pernah ditanya oleh seseorang “man al-arif (siapakah orang ahli ma`rifat itu) beliau memberi jawaban dengan menyampaikan tanda-tandanya orang arif

مَنْ نَطَقَ عَنْ سِرِّكَ وَ اَنْتَ شَاقِطٌ

orang yang mengucapkan atau membicarakan isi hatimu padahal engkau diam

Bisa dikatakan orang arif adalah Romo K.H Abdul Djalil Mustaqim, hal ini bisa dilihat dari tanda-tandanya. Seperti yang pernah deceritakan oleh K.H Muhammad Djamuluddin Ahmad sewaktu beliau mengalami musibah, yaitu mendapat fitnah cukup berat yang datangnya dari para ulama / para Kyai. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1971 waktu itu beliau mengijazahkan dalail al khoirot kepada santri-santri beliau dan setiap bulan romadon dalail dibacakan serta diijazahkan di pondok dan bagi yang mau mengamalkan akan diberi silsilah dalail yang ditanda tangani beliau sebagai tanda bahwa dalail tersebut sudah diizinkan untuk diamalkan.

Mereka para ulama tidak senang dan meragukan beliau, karena menganggap bahwa dalam usia 28 th K.H Moh Djamaluddin masih terlalu muda untuk memberi ijazah dalail al khorit. Kyai Djamal berani mengijazahkan dalail al khirot bukanlah untuk gagah-gagahan tapi itu semua atas dasar izin dari guru beliau, yaitu Syaikh Ahmad Baidlowi dari lasem, Syaikh Ahmad As`ari dari poncol salatigo dan Syaikh Marzuqi dari lirboyo. Disamping itu K.H Abdul Fattah Hasyim pun setiap ada orang meminta ijazah dalail selalu menjawab “saya tidak punya, yang punya adalah Djamal, pergilah kesana.”

Setelah sekian lama beliau mengalami musibah tersebut, baru pada tahun 1975 K.H Djamuluddin sowan kepada K.H Abdul Djalil Mustaqim tulungagung, beliau ingin menanyakan perihal dalail yang diijazahkanya "diteruskan atau tidak". Sesampainya disana Kyai Djamal langsung diterima K.H Abdul Djalil, beliau mempersilahkan masuk, kemudian sambil duduk beliau berkata “kyai Djamal, dalailnya diteruskan, bapak saya juga senang dengan dalail” jawaban itu diutarakan oleh K.H Abdul Djalil padahal K.H Djamal belum berkata apa-apa.

Demikian juga pada saat K.H Djamal disakiti banyak orang, beliau sowan lagi kepada Romo K.H Abdul Djalil. Persis seperti diatas, K.H Abdul Djalil berdiri kemudian sambil mempersilahkan duduk beliau berkata “orang Syadziliyyah apabila disakiti seseorang harus bersabar, tidak boleh mendoakan jelek kepada yang memusuhi, semakin disakiti semakin baik pula mendoakanya.”

Imam Syadzili berkata

لاَ يَكْمِلُ العَالِمُ فِي مَقََامِ العَم حَتَّ التليافِي مَقَامِ الْعلم

orang alim tidak akan bisa sempurna di dalam derajat keilmuanya sebelum diuji oleh Alloh empat hal"

1. syamatatil a`da` dimusuhi/disukurin oleh musuh. Disukurin disini bukanlah berarti terimakasih, misalnya ada orang berjalan kemudian terpeleset jatuh “sukurin, aku bilang juga apa, kapok ngaak..!”

2. wa malamatil as diqo` dicemooh oleh teman-teman dekat

3. wa tho`nil juhala dicaci maki oleh orang-orang bodoh

4. wa hasadil ulama dibenci dan di iri oleh ulama

وَاِذَا صَبَرَ مِنْ ذَالِكَ صَارَ اِمَاماً يُهْتَدَى به

apabila ia bersabar dari itu semua maka ia akan menjadi pemimpin yang bisa diikuti.

Peristiwa serupa dialami, sewaktu beliau mengantarkan teman beliau sowan ke tulungagung. tujuanya, pertama ingin menanyakan perihal mimpi teman beliau. Dalam mimpi tersebut ia bertemu seseorang yang memakai jubah berwarna hijau dan berbau wangi. Kedua ingin menanyakan perihal jimatnya yang akan dijual kepada seseorang. Jimat tersebut sangat mahal harganya, dari hasil penjualan jimat tersebut untuk biaya pergi haji dan sisanya untuk membangun pondok pesantren. K.H Abdul Djalil berdiri dan sambil duduk berkata “ kyai Djamal, kalau masalah bau-bauan saya sudah belajar sejak kecil, saya sudah terbiasa apa bila ada tamu seeorang yang ahli hakikat maka baunya sangat harum dan menyegarkan, akan tetapi apabila tamunya hanya ahli syari’at tanpa hakikat baunya juga harum tapi agak senga’. Jadi semua wali-wali itu baunya wangi tidak hanya pada nabi-nabi saja. Saya juga membuat jimat, disitu saya tulisi sesuatu kemudian saya bungkus dengan kulit binatang dan saya beri do’a-do’a, ABRI banyak yang senang saya buatkan jimat seperti ini, kalau dijual harganya sangat mahal bisa bernilai puluhan juta, tapi jimat itu jangan dijual, walaupun harganya mahal kalau dijual tidak barokah.” Padahal kyai Djamal dan temannya belum mengungkapkan pertanyaan.

Mungkin itu sedikit mengenai tanda-tanda orang ma’rifat dan masih banyak lagi perkataan syaikh Junaidi tentang masalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami tunggu kritik dan saran yang membangun dari anda !!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
~@~Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda~@~Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja~@~Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan~@~Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna~@~Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain~@~Cinta akan menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, hidup tiada terasa indah~@~Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda~@~Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan~@~Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas~@~Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun~@~Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri~@~Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat~@~